Sabtu, 20 Juli 2024

Kepada Tuan

 

Aku tidak tahu, 

apakah keputusanku untuk menulis ini sudah tepat

Namun, yang aku sadari 

Saat tulisan ini sampai pada tuannya, aku sudah siap menanggung risikonya 

Hai tuan, barangkali sebagai perempuan aku punya alasan untuk memilihmu sebagai teman

Namun bagimu, aku tidak pernah mendapatkan jawaban

Berkali-kali aku bertanya pada kawan

Katanya hanya bentuk relasi

Tapi, bisakah relasi menarik ulur hati?

Tuan, kau tahu bukan

bahwa aku tidak pandai menyembunyikan hati?

Segalanya mudah terbaca melalui tulisanku

Aku diam, sebab kala itu aku sudah menyerah

Tidak lagi ingin tahu apapun tentang hatimu

Pikiranku mengatur diri untuk tidak jauh membawa hati

Lalu mengarahkan pada perasaan yang mati

Membiarkannya melebur bersama trauma 

yang kian terkikis bahagia sebab tidak lagi ingin berharap pada siapa-siapa, kecuali pada Sang Maha Cinta.

Tuan, aku harap setelah ini tidak ada lagi usik yang membuat pikiranku berisik

Aku akan menjalani hariku seperti biasanya

Berpura-pura bahwa ini hanya sekedar tulisan biasa

Tidak sampai membuatmu mengerti bahwa ada hati yang tersembunyi

Yang tak sedikitpun sebanding dengan hati yang pernah kau miliki

Terimakasih tuan,

Namun kakiku terlalu kumuh untuk sekedar menginjak halaman istanamu

Aku permisi.