Senin, 05 Mei 2025

monolog-3

Tulisan Tentang Kehilangan

Bab 1 — Saat Kehilangan Tak Pernah Sederhana

Ada satu individu yang memasuki hidup kita begitu dalam,

hingga saat perpisahan datang tanpa diduga,

rasanya seperti mencemooh seluruh kenangan bahagia yang pernah ada.

Ada yang menghadapi kenyataan itu dengan membanjiri diri dengan kesedihan,

ada pula yang memilih menghindarinya demi bisa terus melangkah.

Namun seiring berjalannya waktu,

entah kita menerima, menghindar,

atau berpura-pura tegar—

kenyataannya tetap sama:

tak ada satu pun cara yang pasti untuk mengatasi kehilangan,

tak ada rumus yang benar dalam menghadapi perpisahan.

Itulah yang aku sadari setelah kepergianmu.

Aku mengerti perasaanmu saat kehilangan dia begitu dalam—

ketika seseorang yang begitu berarti pergi selamanya,

meninggalkan ruang hampa yang tak mudah diisi.

Aku tahu, kau meninggalkanku bukan karena hatimu masih bersamanya yang telah berpulang.

Bukan karena kau ingin kembali ke masa lalu,

melainkan karena kenyataan bahwa dirimu mulai membaik tanpanya—

justru membuatmu merasa bersalah.

Dan aku, yang hadir di tengah pergulatan batinmu,

menjadi saksi, sekaligus korban dari konflik yang bahkan bukan milikku.

Kau mungkin menyadari bahwa menjemputku saat itu adalah keputusan yang terlalu cepat.

Meski aku tak datang sebagai pengganti,

ternyata mencintai seseorang yang belum sepenuhnya pulih dari duka

adalah seperti menanam benih di tanah yang belum pulih dari musim kemarau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar