Sabtu, 20 Juli 2024

Kepada Tuan

 

Aku tidak tahu, 

apakah keputusanku untuk menulis ini sudah tepat

Namun, yang aku sadari 

Saat tulisan ini sampai pada tuannya, aku sudah siap menanggung risikonya 

Hai tuan, barangkali sebagai perempuan aku punya alasan untuk memilihmu sebagai teman

Namun bagimu, aku tidak pernah mendapatkan jawaban

Berkali-kali aku bertanya pada kawan

Katanya hanya bentuk relasi

Tapi, bisakah relasi menarik ulur hati?

Tuan, kau tahu bukan

bahwa aku tidak pandai menyembunyikan hati?

Segalanya mudah terbaca melalui tulisanku

Aku diam, sebab kala itu aku sudah menyerah

Tidak lagi ingin tahu apapun tentang hatimu

Pikiranku mengatur diri untuk tidak jauh membawa hati

Lalu mengarahkan pada perasaan yang mati

Membiarkannya melebur bersama trauma 

yang kian terkikis bahagia sebab tidak lagi ingin berharap pada siapa-siapa, kecuali pada Sang Maha Cinta.

Tuan, aku harap setelah ini tidak ada lagi usik yang membuat pikiranku berisik

Aku akan menjalani hariku seperti biasanya

Berpura-pura bahwa ini hanya sekedar tulisan biasa

Tidak sampai membuatmu mengerti bahwa ada hati yang tersembunyi

Yang tak sedikitpun sebanding dengan hati yang pernah kau miliki

Terimakasih tuan,

Namun kakiku terlalu kumuh untuk sekedar menginjak halaman istanamu

Aku permisi.


Sabtu, 30 Maret 2024

Di Ujung Pelangi

Untuk semua hal yang menyakiti hatimu,aku minta maaf.
Jika kamu mengira aku sedang bahagia dan baik-baik saja,kamu salah
Kamu mungkin tidak tahu bagaimana setiap hari dibayangi saat dimana kita sudah tidak lagi diingini oleh orang yang begitu kita cintai 
Bagaimana setiap hari memindahkan satu persatu memori yang pernah dirangkai, kedalam memori kenangan
Menutup lagi dengan segala hal baik agar tidak ada lagi celah untuk membuka luka itu 
Bagaimana setiap hari menerima perasaan terluka dan trauma
Berfikir dan belajar bagaimana agar layak dicintai
Bahkan sampai saat ini aku tidak tahu dosis mana yang tepat untuk lukaku

Aku ingin kamu ingat bahwa sebelum kamu terluka,aku sudah lebih parah merasakannya
Jika kamu pikir ini dendam, maka kamu terlalu egois.         
 Kamu melupakan bagaimana cinta itu masih melekat dengan hebat meskipun harus dilukai setiap peluknya.        
 Lalu, saat aku menghadapi hal sulit, tapi aku tidak bisa pulang kepada satu-satunya semesta yang kumiliki meskipun aku sangat ingin.

Mungkin ini jawaban dari Tuhan meskipun melukai lebih dalam, 
Tapi semoga kita mampu belajar untuk menerima tanpa menyalahkan siapa,apa dan mengapa.

Mari kembali berjalan dan menyembuhkan diri sendiri sebelum kembali untuk mencintai 



Kamis, 28 Maret 2024

(I)WUFY

Aku mencintaimu 

Mencintai bagaimana caramu mencintaiku

Saat aku tak mampu menjawab kalimatmu,bukan karena aku tak merasakan hal yang sama

Hanya saja kalimat itu terlalu sulit untuk meruntuhkan ketidak mungkinan yang ada diantara kita

Kalimat itu pada akhirnya hanya akan membuatku kembali terluka

Kalimat itu terlalu membebani kita yang masih sibuk dengan diri sendiri

Dan kalimat itu yang pada akhirnya membuatku mampu merasa semua ini sia sia

Aku di sini

Menulis kalimat yang tidak mampu aku utarakan saat bersamamu

Kalimat yang hanya mampu kusimpan sendiri

Sebab kamu tak akan pernah peduli

Kamu hanya tahu mencintaiku

Tetapi kamu tidak tahu bagaimana menjagaku 

Menjaga dari kalimat yang semestinya sakral dan penuh makna

Maka dengan aku tidak mengucap kalimat itu sebenarnya aku sedang melindungi diriku sendiri dan menyadari bahwa akhir yang baik itu tidak ada

Sebab jika baik,ini tidak akan berakhir

Tapi ternyata aku tetap terluka 

Jika kau tahu alasannya,maka kau tahu bahwa 

aku mencintaimu.


Selasa, 26 Maret 2024

Sudut Hati

 


Bahkan disaat aku masih sukar memahami apa yang terjadi diantara aku dan kamu

Benteng sudah nampak tinggi menjulang

Kokoh nan perkasa membatasi kita berdua

Diantara banyaknya ketidak mungkinkan yang ada di dunia mengapa harus aku dan kamu?

Perasaanku sendiri resah,membeku diantara sudah atau menyerah

Mengakhiri ketidak mungkinan ini sendiri atau siap menghadapi esok nanti

Bukan aku tidak percaya,namun bentengnya nampak sangat nyata

Pun aku tidak tahu bagaimana cara memintamu kepada Tuhan

Akan sangat melelahkan jika mencoba meruntuhkan bentengnya

Sebab sangat panjang nantinya,kamu yang belum selesai pun aku yang tak akan sanggup menolak waktu yang barangkali akan tiba memaksaku menghentikan diri

Kupikir tak akan sesesak ini memahami semesta

Nyatanya tulisan yang tak kunjung usai tak membuatku mampu untuk sekedar memahami perasaan ini 

Sebab, jika kukatakan itu cinta aku tak akan sanggup menerima

Bahwa melepaskan adalah bagian dari mencintai yang tak boleh terlupa

Membiarkanmu meraih asa,memeluk semua hal yang kamu inginkan kecuali aku

Dan pada akhirnya yang kumohonkan hanyalah keselamatan dan kebahagiaan untukmu

Sembari meyakinkan diri,kusudahi tulisan ini dan kembali mencoba asing lagi 

Terhadap apapun yang terjadi,tentangmu akan abadi di sini

Di sudut hati yang pernah kau singgahi.



Minggu, 17 Maret 2024

Here,for you :)

 


Tulisan ini kupersembahkan untuk seseorang yang bertanya apakah aku sudah berhenti menulis.

Sebelumnya , terimakasih karena sudah menikmati setiap kata yang aku susun.

Terimakasih sudah menciptakan hal yang sejak aku mengenalmu hingga hari ini

Selalu mampu membuat aku bertanya 

‘mengapa bisa?’

Dari semua tentangmu,aku tahu kita ditakdirkan mengenal bukan untuk perjanjian panjang nan agung

Namun,olehmu aku disadarkan bahwa hidup adalah tentang saling menghargai. 

Denganmu aku dianggap ada,meski pernah waktu membuat jarak diantara kita

Terimakasih untuk mengenalku kembali,meski perjanjian panjang nan agung itu tidak akan pernah terjadi.

Sampai detik dimana aku masih ingin menulis tentangmu,kamu masih sama.

Seringkali pergi tiba-tiba dan datang dengan sesuatu yang entah apa.

Masa mungkin berubah dan segala tentangmu pada akhirnya akan menjadi kenangan .

Meskipun begitu,aku tetap berharap sesuatunya berakhir baik.

Aku tidak banyak tahu tentang duniamu,tapi tentangku kamu tahu.

Sejak kehadiranmu kembali,ada hal yang membuatku semakin tak berdaya menjalani hari

Namun aku tidak tahu bagaimana menjelaskan bahwa semua ini sejak hadirmu lagi.

Aku tidak tahu apakah menghadirkan kamu kembali dalam hidupku adalah sebuah bencana atau justru sebaliknya

Rasanya aku ingin mengulang kembali saat dimana aku mampu mengabaikanmu

Bukan aku menyesal,hanya saja aku tidak mampu menjawab segala pertanyaan yang membuatku lelah sepanjang hari.

Semoga saat tulisan ini sampai kepadamu,ada jawaban yang bisa kau sampaikan padaku.

Sebab,sampai tulisan ini selesai aku masih sibuk menata kembali hidupku seperti sejak sebelum kembalimu.

Jadi,bisakah bantu aku menjawab?