Jumat, 18 April 2025

monolog-1

“Beberapa cerita datang tanpa rencana, tapi meninggalkan jejak yang tidak pernah bisa kita abaikan.”

Aku sadar, bahwa perjalanan ini mungkin akan panjang.
Sebab meski tentang kita bermula secara tiba-tiba,
ruang yang kamu masuki bukanlah tempat yang sederhana.

Aku masih ingat betapa hangat hatiku,
saat menerima pesan darimu—kadang singkat,
tapi mampu membuatku tersenyum sepanjang hari.

Tentang kita,
yang saling bertukar kasih lewat pesan teks,
menyusupkan rindu melalui emoji sederhana,
saling menatap wajah lewat layar kecil
yang terasa begitu berarti… karena kamu di sana.

Tak jarang, aku melihat matamu perlahan menutup karena lelah,
dan tersisa aku di sini,
menelisik setiap sisi wajahmu—
dalam diam merasa,
bahwa kamu seperti rumah.

Namun
seiring waktu berjalan, aku mulai sadar
ada dinding yang tak bisa kutembus.
Ada luka-luka lamamu yang belum selesai.
Dan aku mungkin terlalu ingin membantumu pulih,
hingga lupa bahwa aku juga butuh dipeluk dan dimengerti.

Saat namamu tak lagi muncul dinotifikasiku,
tak lagi terlihat distory yang biasa kamu lihat,
dan bahkan fotomu pun menghilang

Di sana, hatiku mulai belajar menerima
bahwa mungkin,
ini memang akhirnya.

Karena tidak semua yang datang harus tinggal.
Dan tidak semua yang terasa hangat… bisa kita genggam selamanya.

Ditulis dengan hati yang perlahan belajar melepaskan...